Minggu, 29 Juni 2014

Bicara dengan Cinta ♥♥♥♥♥

~Cinta. Apa itu cinta, apakah kalian percaya dengan cinta? Tentu, kita pasti percaya cinta. Beberapa orang berkata, bahwa cinta itu indah karena mereka tengah jatuh cinta. Namun beberapa orang pula berkata, bahwa cinta itu kejam karena tengah patah hati akibat cinta. Tentang cinta, mengingatkanku pada pendapat seorang cinta. “Cinta yang membawa kita menuju jalan Allah, karena Allah. Cinta kepada lawan jenis kita itu salah”, begitukah atau bahkan terlalu salah ketika kita mencintai orang lain yang merupakan makhluk ciptaan Allah. Memang benar kalau kita harus dan sangat wajib mencintai karena Allah, dan melakukan segala sesuatu hanya karena Allah dan dengan itulah yang insyaAllah kita akan mendapat ridho dan cinta dari pada-Nya. Tapi apakah salah ketika kita jatuh cinta pada makhluk-Nya, dimana perasaan itu merupakan sebuah karunia yang Allah titipkan dihati kita, kita boleh mencintai seseorang namun tak boleh melebihi cinta kita pada Allah, dan cinta itu harus didasari dengan cinta kita pada Allah, serta harus mencintai dengan segenap ketulusan, juga mencintai dengan hanya ingin mencapai ridho Sang Ilahi Robbi. Bukankah begitu? … dan apakah dengan begitu, kita masih salah, kita terlalu salah. Cinta juga tak bisa dipaksakan atas kehendak kita, ketika kita mencintai seseorang, belum tentu seseorang itu bisa membalas cinta kita, tapi ketika kita mencintai Allah insyaAllah Allah dapat membalas cinta kita. Semua makhluk Allah, berhak memiliki cinta, karena tanpa cinta sendiri, semuanya bisa hancur karena kebencian yang membawa petaka. Mencintai dengan ikhlas, bukan karena nafsu, bukan dengan ego, dan bukan karena obsesi pula yang bisa membunuh cinta suci, dengan begitu semoga harapan tentang cinta ini akan menjadi sempurna, Maha Sempurna Allah yang telah menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasang, dan kelak aku yakin akan bertemu dengan dia, dia yang akan membawa cinta suci karena Allah, pangeran salju atau bintang di langit mimpi yang menjadi nyata. Aamiin ~~~

Selasa, 13 Mei 2014

Sinopsis Si Cinderella

Senja, seakan mengingatkanku untuk segera melupakan pagi.
Tapi sang senja bukan mengusikku untuk ikut tenggelam pada kisah yang akan usai dan berakhir tanpa senyuman. Sang senja hanya mengingatkan, bagaimana aku harus tahu dan berfikir lebih jauh ketika kisah yang aku alami terlalu tak pantas tuk terjadi padaku. Cinderella yang malang.. bukan …
Aku tak ingin seperti itu, mungkin jika memang aku yang memang menjadi Cinderella itu, aku hanya berharap jika Cinderella bisa bahagia ketika untuk yang terakhir kalinya si Cinderella melihat pangeran tersenyum bahagia meski bukan karena dirinya dan bukan untuk sebuah kemalangan tapi keikhlasan.
Aneh, mungkin kalian tak faham dengan apa yang aku ceritakan. Cerita ini seperti cerita tentang cinta yang bertepuk sebelah tangan. Seorang rakyat jelata yang jatuh cinta pada pangeran di negerinya. Tak pantas bukan, dan tak mungkin pula terjadi jika bukan sebuah keajaiban kalau pangeran menyukainya pula. Ironi-kah.. tragedi-kah..
Di negeri dongeng memang hal itu bisa saja terjadi, karena semua hanya karangan manusia yang menjadi sutradara cerita. Berbeda dengan apa yang aku alami karena aku ada di dunia nyata, Sang Maha Kuasa-lah yang menjadi sutradara atas cerita hidupku. Berandai-andai seperti kisah Cinderellapun yang berakhir dengan bahagia, jika memang bukan itu naskah cerita hidupku yaa tetap saja tak akan terjadi seperti yang diharapkan, tapi jika Allah mengatur naskah itu sama seperti yang aku impikan yaa aku tak tahu pula.
Galau, sedih, marah dan cemburu memang sering tlah kualami, karena wajar dengan pangeran bangsawan yang bercanda ria dan tertarik dengan putri-putri bangsawan ternama. Tapi meskipun begitu, aku harus ingat kalau aku juga pernah ikut bercanda ria di antara mereka, dan aku harus berterima kasih pada mereka karena tak mengusirku secara nyata karena statusku yang berbeda, mereka sempat membuatku tersenyum dan merasa bahagia meski hanya sekejap.
Syukur.. itulah yang harus harus dan harus aku terapkan meskipun semua terasa pahit.
Banyak khikmah yang bisa diambil dari kisah Cinderella sepertiku, tapi mungkin akan ada banyak kenangan yang tersisa.
Ingin tahu apa kisah dan lanjutannya..
tumben-tumben loh postinganku kagak alay, makanya ikuti terus yaa postingan terbarunya.. 



To be continued… J

Sabtu, 19 April 2014

Panggung Sandiwara

Dulu, sebuah keyakinan yang menuntunku kesana. Berdiri dengan penuh semangat dan kepecayaan karena aku yakin aku mampu disana, meskipun hujan menerjang, panas terik yang seakan membakar, aku ingin berjuang disana melawan jiwaku yang penakut dan jiwa yang lemah ini. Setahun, kita melalui pertunjukan kecil-kecilan kita. Pementasan yang juga melibatkan waktu dan ketulusan untuk pencapaian maksimal. Bercanda gurau, tertawa kecil-kecilan, saling membantu dan selalu ada untuk kebersamaan. Meskipun pangeranku tak ikut hadir untuk pertunjukan itu, tapi dia masih menjadi semangat berkobar bagiku. Jiwaku yang hampir terjatuh karena kepayahanku, tak lagi pincang karena dia seakan melengkapiku dari jauh. Pentas pertamaku dimulai dengan sambut meriah, aku dan mereka yang menjadi satu kesatuan mempersembahkan yang terbaik yang kita bisa. Menari, dipanggung itu kita menari. Beradu acting yang menjadi jiwa keseharian kita. Untuk kali pertama aku berada di panggung pementasan teater, meskipun hanya figuran bisu tapi semua cukup berkesan untuk pengalaman pertamaku. Menaripun aku sangat bahagia, jiwa penariku seakan kembali utuh. Hingga diakhir pementasan kita mendapat sorak sorai tepuk tangan yang begitu meriah. Aku bahagia berteman kalian, jiwakupun mulai berakar tumbuh di panggung sandiwara.

Tahun berganti, dengan segenap kekukuhanku aku tak henti-henti berharap aku bisa menjadi lakon yang nyata di panggung sandiwara kita. Berharap diberi hati nyatanya diberi empedu. Pahit, rasanya ketika semua teman seperjuanganku turut berpentas dan aku tidak, meskipun dibelakang layarpun aku masih berharap tapi mereka hanya menyiakanku, menyiakan kesungguhanku. Merekalah, mereka yang dulu sepanggung sandiwara denganku setega itu berlaku padaku. Ikhlas, aku belajar merelakannya, tapi mengapa mereka justru menjadikanku bak pembantu. Terombang-ambing kesana kemari dengan membawa sedikit harapanku yang mulai habis, aku menjadi pesuruh. Si pangeran, putra kerajaan yang menjadi tautan hatikupun tak turut membantu, bahkan menghiburpun tak mau. Maaf jika aku sakit hati, sedalam ini aku merasa dikhianati. Sakit TEMAN. Sakit hati ini hanya bisa kuadukan pada Allah, Tuhan yang maha segala-galanya. Hingga akhirnya mereka tak berhasil menjadi yang terbaik, mereka dikalahkan dan do’aku terkabul. Syukur, aku menangis tersendu. Bukan karena aku mendendam mereka, tapi berharap kesadaran mereka meskipun sedikit saja. Namun, waktu tak kunjung membuat mereka mengerti. Aku BERHENTI. Tak ingin lagi berharap diberi hati, hati mereka beku seperti Pangeranku yang juga turut membunuhku. Aku menjauh, mencoba menghilang dari panggung sandiwara itu. Meskipun dulu mereka bagai malaikatku, tapi kini entah apa mereka bagiku. Mereka bersandiwara bodoh, atau memang menbenciku, aku tak tahu. Meski pernah mereka mengajakku kembali dalam dunia panggung sandiwara itu, aku pun tak mau. Aku tak ingin mengulang kesalahanku dulu. Sebuah ketulusan yang disia-sia. Aku belajar rela kawan meskipun hingga kini separuh jiwaku masih disana. Kini kita memang harus berpisah, bukan karena tak lagi sepanggung sandiwara, tapi ini perpisahan yang nyata. Terima kasih, kita pernah berjuang disana banyak pengalaman berharga yang aku dapatkan, meski berawal dari senyuman dan kepercayaan hingga akhirnya harus menjadi kedukaan dan pengkhianatan. Aku bersyukur, berteman kalian. Tanpa kalian aku belum bisa jadi dewasa, dan aku pun tak akan bisa dapatkan pengalaman yang berharga ini. Maaf aku banyaaaaaaaaaaaaak salah, karena aku masih belajar dewasa. #ttrsrpt

Senin, 31 Maret 2014

Galau Melanda 25 Maret

Kebingungan.. Kepanikan.. Kekecewaan..
Bukan karena bencana, tapi ini cerita tentang sebuah rasa
ya, tanggal 25 Maret memang sudah terlalui tapi bayang-bayangnya masih terus menghantui. Panik dan bingung mikirin hadiah yang bisa bermanfaat buat Pangeran, ditambah rencana yang cukup ekstrim bagiku padahal yoo biasa, dimana harus memerlukan latian super bukan batin yang secara ngomong sama orang yang bener-benerrrrr kusuka J. Semua persiapan harus kudhu matang, gak pengen GATOT (GAGAL TOTAL) kayak dulu. Bismillah...
Tapi ada kabar burung yang membuatku shock sampai-sampai mau jatuh kelubangbuaya sakit. widih alay, tapi ini serius L, ada adik kelas yang ngasih kado buat Pangeran Kutub, ditambah kadonya itu langsung dipakai sama Pangeran Kutub, ditambah lagi gulagaramerica si Pangeran Kutub jadi buanyaak yang suka L. Aku ngiri, CEMBURU berat. aku takut, kalau nanti aku beliin kado, dan hasilnya kadoku gak berharga, gak manfaat, sia-sia, buruk, memprihatinkan dan jauh beda dengan apa yang diberikan oleh orang lain pada Pangeran. Berharap ada sebuah petunjuk yang melancarkan niatku, tapi dibalik niat ngasih kado sebenar benar benarnya aku cuma ingin saling berbincang-bincang aja sih, buat yang terakhir kali sebelum nanti akhirnya harus berpisah mungkin. lha berhubung aku yang sungkan mau ngajak ngomong si Pangeran Kutub, di tambah suara mungilku yang mungkin gak seberapa kedengar oleh Pangeran, jadi aku putusin nyari kado juga. Bismillah, semoga Allah menolongku, untuk niatku ini .

Jumat, 21 Februari 2014

Kembalikan Senyumku, Kembalikan Semangatku Bintang

O, Bintang. Memang aku tak pernah ada di dunia nyatamu. Menghantui dan selalu mengganggu. Bulan tau, kalau Bulan belum berkorban sepenuhnya pada Bintang. Berkorban untuk apa pula, bahkan pengorbanan kecilpun tak akan pernah membuat senyum ketulusan. Harus bagaimana aku bersikap, harus dengan apa aku bertindak. Kau adalah Semangat bagiku, sebuah lentera cahaya yang pernah dikirimkan Allah di hidupku. Memang aku tak pantas dengan semua rasa yang perlahn membunuhku sendiri, dalam kesendirian ini aku selalu bertanya-tanya tentang mengapa dan kenapa aku menyukaimu Bintang. Aku terlalu berandai-andai, berimajinasi tentang seseorang yang selam ini kunanti-nanti. Tentang seseorang yang terlalu kukagumi hingga membuatku membiarkan hatiku tersakiti oleh kebekuan hati. seharusnya aku tak memaksa untuk mengagumi hingga akhirnya aku terlalu mencintai, tapi aku masih tak pantas berkata cinta karena aku masih belum dewasa. yasudahlah, daripada mendem perasaan yang kagak karuan, galau, sedih,seneng, sebel, malu dan masih banyak macamnya lebih baik mencoba MELUPAKAN dan berusaha tidak menghiraukan alias CUEK. Tapi sebelumnya, kenapa dulu kau tak jujur aja, bilang kalau emang sudah SUKA orang lain bahkan CINTA, dengan begitu pasti hatiku hancurrrrrrrr seketika dan ndaak bakal mikirin kamu terus suka yang begitu dalamnya kayak sekarang, tang Bintang. Memang dari dulu sampai sekarang aku tak mengenalmu bahkan hingga akhirnya tinggal beberapa hari kita akan berpisah di sana.
Semoga saja, kau akan menemukan Arti sebuah ketulusan, untuk orang yang kau cintai, untuk orang yang benar-benar bisa membuatmu tersenyum indah dan kuharap kau tak menyia-nyikannya. Begitu pula denganku semoga aku menemukan sosok yang memang pantas untuk kusayangi dengan ketulusan yang tiada artinya hingga senyumku kembali dan tak merasa seburuk ini J.

Salam Kasih,


Bulan (Dew)

Kamis, 20 Februari 2014

Misteri Tanggal 25

Hari berganti, waktu berputar. Sejalan dengan irama kehidupan kususuri seperti benang yang tak kunjung berakhir. duh mulai sok puitis deh..
Tanpa basa-basi lagi deh, kali ini aku pengen mbeberin soal tanggal 25, ada apa dengan tanggal 25 sebenarnya pasti penasaran atau bahkan gak pengen tau, yaa terserah aku dong kan aku penulisnya. :)
Bagi semua orang sih pasti biasa aja ya sama tanggal ini tapi tidak bagiku, tanggal 25 merupakan tanggal lahir brother unyu ku namanya Rafli, si adek yang buaikk, pinter dan pokoknya dua jempol buatnya. Dia adekku satu-satunya ini beda banget sifat e denganku, yaa mungkin 50% lah yang sama gitu, Tapi kalo soal TELEVISI tontonan kita pasti sama yaitu CARTOON. Si adek emang di lahirin tanggal 25 tapi ada satu lagi nih orang istimewa yang dilahirin tanggal 25 juga tapi beda bulan sama tahun lah, MARET '96 dan APRIL '04. Dia adalah si Pangeran kutub, cowok yang dari kelas sepuluh SMA udah aku taksir bukan taksiran harga lhoo tapi cowok yang aku suka. Suatu keistimewaan di hidupku, dua orang yang aku sayang di lahirkan pada tanggal yang sama ^o^. Tapi sayangnya, si Pangeran kutub kagak pernah sedikitpun suka sama aku. #tragis CINTA BERTEPUK SEBELAH KAKI TANGAN.
Ya mau gimana lagi, hatiku yang udah lama kecantol dia cuma sia-sia, mungkin kurang pengorbanan kali yaa, tapi kalo berkorban banyak entar si Pangeran kutub illfeel, lha jadi serba salah aku >﹏< huuuaaaaaaaa #curhat.
Sob, awalnya aku sulit untuk bisa nerima kalo takdir harus kayak gini, aku yang uda terlanjur suka pake banget harus tiba-tiba pergi di akhir kisahku yang mau LULUS SMA. Ini demi kebakanku juga, PHP itu sakit. Tapi yasudahlah lupakan -_-.
Andai dia tau apa yang aku rasain, jujurrr mumet ni atiku. tuh kan jadi curhat panjangxlebarxtinggi.
ya mungkin cukup sekian dulu kisahku, terlalu RUMIT jika diceritakan. MOHON MAAF JIKA YANG BERSANGKUTAN TAU, TAPI INI JUJUR TANPA REKAYASA.


Wassalam

Sabtu, 04 Januari 2014

Tahun baru masehi, biasa aja

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Udah lama yaa tak ngepost di blog, mungkin kali ini aku cuma mau cerita, curhat-curhatan doang. Diawal tahun baru masehi 2014, pasti banyak sebagian orang-orang bahkan mayoritas lah pada ngerayain pesta tahun baruan, niup-niup terompet plus lengkap sama topi tahun baru, ada yang nonton konser, nyalain petasan kembang apilah,  atau jalan-jalan cari diskonan atau Cuma seneng-seneng doang di mall. Ya..ya..ya.. mungkin merekaa udah  tradisi kayak gitu, ..
Kalau aku sih biasa-biasa aja tuh, yaa gak ada yang istimewa apalagi yang wow banget. Lagipula tahun baru Masehi bukan merupakan tahun baru umat islam kan. Terusss gak pake belok ngapain pula dirayain seheboh-hebohnya giitu.
Seneng, bangga, ngerasa bahagia.. pasti itu yang dirasain dengan hura-hura yang bisa berujung malapetaka dan dosa ajahh huwih..huwih*tuingg. Seharusnya kita renungin waktu yang terus muter kayak komedi puter ini, semakin hari tentunya umur kita semakin berkurang kan, guys..akhy.. ukhty.. lha terus kenapa makin bangga dan hura-hura gethooo. Mirisss deh ngeliatnya *eiss..eiss..eiss..
Yuk mari, kita mencoba untuk menggunakan waktu sebaik mungkin. Yaa wajiiib buat aku juga yang juga masih juga ikutan juga belajar juga buat mempergunakan umur sebaik, baik, baiknya yang tinggal berapa doang kalau di itung-itung padahal gak ngitung *gubrrakkk.
Berjuang untuk tetep semangat dan gak boleh males-malesan, yaa sebagai anak pertama yang punya tanggung jawab gedhee dan seseorang yang punya cita-cita hebat ingin jadi orang sukses dunia akhirat, meski..i..i terkadang masih saja terbelit rasa minder yang bener-bener melilit sampek susah napas karena kenyataan hidup yang keras terasa sulit kulalui sendiri tanpa berbagi dan dukungan orang lain. Tapi..tapi..tapi.. aku harus bisa melewatinya guys.. akhy..ukhty.. cause Allah always beside me, InsyaAllah Allahumma Aamiin. Ingat! Laa Tahzan InnAllaha ma’ana.